Cara Mengatasi Anak yang Suka Membenturkan Kepala
Membenturkan kepala adalah salah satu perilaku yang umum ditemukan pada anak-anak, terutama pada usia 18 bulan hingga 36 bulan. Perilaku ini dapat membuat orang tua khawatir dan bingung karena tidak tahu bagaimana menghadapinya. Namun, jangan khawatir, karena artikel ini akan membantu Anda mengatasi anak yang suka membenturkan kepala.
Mengapa Anak Membenturkan Kepala?
Sebelum kita membahas cara mengatasinya, penting untuk memahami mengapa anak membenturkan kepala. Berikut beberapa alasan umum:
- Frustrasi dan kemarahan: Anak-anak belum dapat mengungkapkan perasaan mereka dengan baik, sehingga mereka membenturkan kepala sebagai cara untuk mengungkapkan frustrasi dan kemarahan.
- Rasa nyaman: Membenturkan kepala dapat membuat anak-anak merasa nyaman dan aman.
- Sensory seeking: Anak-anak dengan sensory processing disorder (SPD) mungkin membenturkan kepala karena mereka mencari rangsangan sensorik.
Cara Mengatasi Anak yang Suka Membenturkan Kepala
Berikut beberapa cara untuk mengatasi anak yang suka membenturkan kepala:
1. Tetap Tenang dan Sabar
Orang tua harus tetap tenang dan sabar saat anak membenturkan kepala. Jangan memarahi atau menghukum anak, karena ini dapat membuat anak merasa takut dan tidak aman.
2. Mengalihkan Perhatian
Coba mengalihkan perhatian anak ke hal lain yang lebih menyenangkan, seperti mainan atau kegiatan lain yang disukai anak.
3. Memberikan Kesempatan untuk Mengungkapkan Emosi
Berikan anak kesempatan untuk mengungkapkan emosi mereka dengan cara yang lebih baik, seperti menggambar atau mengungkapkan perasaan dengan kata-kata.
4. Memberikan Rangsangan Sensorik yang Aman
Berikan anak rangsangan sensorik yang aman, seperti pijatan atau mengusap-usap kulit, untuk menggantikan kebutuhan akan rangsangan sensorik dari membenturkan kepala.
5. Mengajarkan Cara Mengatasi Marah
Ajarkan anak cara mengatasi marah yang sehat, seperti mengambil napas dalam-dalam, berhitung, atau melakukan kegiatan yang menenangkan.
Dengan mengikuti tips di atas, Anda dapat membantu anak mengatasi kebiasaan membenturkan kepala dan menemukan cara yang lebih baik untuk mengungkapkan emosi mereka.